Koneksi Antar Materi Modul 3.2.a.9 - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 


Assalamu'alaikum Wr. Wb. Shalom, Damai sejahtera, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu untuk kita semua

Hai sahabat, hari ini saya akan berbagi tentang penugasan program pendidikan guru penggerak yaitu terkait koneksi antar materi modul 3.2 dengan judul Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya.

Tujuan pembelajaran khusus (tertera dalam LMS) antara lain:
  1. CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkan sebelumnya.
  2. CGP mampu membuat rencana perubahan secara rinci dengan menggunakan format BAGJA.

💻 Sintesis Materi

💫 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Siapa yang dimaksud dengan pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya? Ia adalah seorang pendidik yang mampu mengidentifikasi dan mengkurasi aset-aset atau sumber daya satuan pendidikan lalu mengoptimalkan pengelolaannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi murid.

💫 Implementasi peran sebagai pemimpin pembelajaran di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat di lingkungan sekitar sekolah

Sekolah merupakan perwujudan dari ekosistem pendidikan yang di dalamnya terdapat keterkaitan dan terjadi interaksi antara faktor biotik dan faktor abiotik. Kedua faktor ini dapat dipandang sebagai sumber daya yang dimiliki sekolah dan diharapkan interaksi yang terjalin antar satu sama lain dapat menciptakan suasana harmonis dan hubungan yang selaras. Faktor biotik disini meliputi guru, kepala sekolah, staff/karyawan, pengawas sekolah, orang tua atau wali murid, komite sekolah, dan masyarakat. Sedangkan faktor abiotik meliputi sarana dan prasarana, keuangan, lingkungan, dan budaya.

Pemimpin pembelajaran hendaknya mampu menjalin sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pihak sebagai upaya mewujudkan merdeka belajar. Tentunya dibutuhkan mindset yang berpusat pada aset atau asset based thinking sehingga pengelolaan sumber daya pun menjadi optimal.


💫 Hubungan antara pengelolaan sumber daya yang tepat dengan kualitas pembelajaran bagi murid

Sumber daya yang dikelola secara bijak tentunya akan memberikan dampak positif bagi proses belajar mengajar di sekolah. Seorang pemimpin pembelajaran yang memandang aset atau sumber daya milik sekolah sebagai sebuah keunggulan, maka ia pun akan dengan mudah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif melalui implementasi pembelajaran berdiferensiasi, integrasi kompetensi sosial dan emosional dalam pembelajaran, dan penerapan coaching yang berujung pada perwujudan budaya positif serta optimalisasi potensi murid berdasarkan bakat dan minatnya. 

💫 Kaitan dengan materi pada modul terdahulu

Keterkaitan konsep pada modul 3.2 dengan modul budaya positif, pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional, dan coaching telah saya singgung pada paparan sebelumnya. Selanjutnya mari kita bahas koneksinya dengan refleksi filosofi pendidikan Indonesia menurut Ki Hadjar Dewantara. 

Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat  menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan  tumbuhnya kekuatan kodrat anak”

Berdasarkan kutipan pernyataan KHD tersebut, maka jelas bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus pandai mengidentifikasi dan bijak menggunakan aset yang tersedia guna menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga murid dapat bertumbuh sesuai dengan kodratnya.

Jika ditilik dari peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid serta memiliki visi mewujudkan profil pelajar Pancasila maka sudah tentu hal tersebut akan menjadi pondasi yang kuat bagi guru dalam mengelola sumber daya secara bijak. Selain itu, keputusan dalam mengelola sumber daya juga akan semakin dapat dipertanggungjawabkan melalui implementasi 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan serta penerapan paradigma inkuiri apresiatif BAGJA dalam mewujudkan program-program yang berdampak pada murid.

💫 Simpulan

Pada tahap simpulan saya akan memaparkan perubahan yang saya alami sebelum dan sesudah mempelajari modul-modul di program pendididkan guru penggerak. Hal yang paling terasa adalah pada perubahan mindset yang sebelumnya saya lebih sering berpikir berdasarkan masalah dan hanya menyoroti kekurangan atau kelemahan saja, namun setelah mengikuti program PGP saya mulai terbiasa berpikir berbasis aset atau kekuatan. Ternyata melalui cara ini membuat hidup saya menjadi lebih bahagia dan mudah dalam menghadapi dalam menghadapi permasalahan terkait pembelajaran sehari-hari.


💻 Rancangan Tindakan

Tindakan yang saya rancang dinamakan PAKE MEDAL yang merupakan akronim dari Pameran Kreativitas melalui Media Sosial. Jabaran prakarsa perubahan dapat disimak poster berikut.







Demikian hasil perenungan dan refleksi secara mandiri sebagai langkah melengkapi koneksi antar materi modul 3.2 ini. Semoga bermanfaat.

Sampai jumpa di lain kesempatan.
Salam Guru Penggerak - Tergerak, Bergerak, Menggerakkan ✊






Comments