Sahabat Rumah Belajar tetap Berbagi dan Berkolaborasi untuk Negeri
Cerita di balik tajuk yang saya sematkan pada tulisan saya kali ini adalah sebagai wujud refleksi pasca mengikuti proses seleksi Duta Rumah Belajar Provinsi Jawa Timur. Sungguh berdebar rasanya ketika menanti giliran wawancara bersama tim penguji dari Pusdatin Kemdikbudristek. Tentunya saya sudah mencoba menyiapkan segala alat perang yang dibutuhkan 😅. Mulai dari dokumen wajib yang harus diunggah di Google Drive, alat komunikasi, dan kondisi psikis untuk tetap menjaga kewarasan 😌. Eh, FYI ni.. Dokumen-dokumen wajib yang diunggah pada seleksi DRB tahun 2021 ini cukup sederhana lho, antara lain Critical Incidence, Daftar Riwayat Hidup, Jika Saya Menjadi DRB, dan Rencana Aksi DRB. Dua dokumen di awal dibuat dalam format docs, sedangkan 2 terakhir dibuat dalam format slide/ppt.
Meskipun hanya terdiri dari 4 dokumen, namun proses pembuatannya membutuhkan waktu dan pemikiran yang mendalam ya sahabat. Apalagi ketika mengisi Critical Incidence yang mana saya harus menjabarkan 1 peristiwa paling membanggakan dan 1 peristiwa paling mengecewakan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir pada lingkup profesi yang saya geluti selama ini. Memang sebelumnya saya juga pernah mendapatkan pertanyaan yang sama ketika mengikuti seleksi calon guru penggerak, namun tentunya setiap momen memberikan kesan yang berbeda. Bahkan jawaban yang saya cantumkan pun berbeda, sebab saya lebih suka menggunakan kejadian ter-update untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan serupa. Selanjutnya penyusunan daftar riwayat hidup atau curriculum vitae pun berjalan cukup lancar. Sebenarnya ada keinginan untuk merangkum CV saya pada sebuah Google Site yang selain berisi narasi biodata dan hal-hal lain terkait riwayat pendidikan, pelatihan, atau bahkan pencapaian, juga dilengkapi dengan lampiran perolehan sertifikatnya. Namun keterbatasan waktu yang dimiliki oleh seorang Nastiti lah yang akhirnya membuat rencana tersebut hanya sebatas angan belaka. Akhirnya saya cukup mengisi format CV yang disediakan oleh Pusdatin yang terdiri dari kontak, profil, skill, riwayat pendidikan, riwayat pelatihan, pengalaman jabatan/penugasan, prestasi/penghargaan/tanda jasa, jika saya menjadi DRB 2021, serta foto nampak samping dan nampak depang. Berikut tampilan header dari format tersebut. 👇
Selain kedua dokumen yang telah saya paparkan di atas, saya juga membuat sebuah rencana aksi calon DRB. Tentunya rencana ini berisi timeline program yang akan saya wujudkan di sepanjang tahun 2022 jika saya benar-benar terpilih menjadi seorang DRB. Rencana aksi ini juga berkaitan dengan dokumen keempat yang berjudul "Jika Saya Menjadi DRB". Paparan visi, misi, dan tujuan tercantum dalam slide presentasi ini. Sedangkan rincian program dituangkan dalam "Rencana Aksi". Berikut tampilan cover presentasi yang saya buat untuk seleksi DRB Jatim tahun 2021.
Baik, tentunya sahabat penasaran kan dengan hasil akhir dari perjuangan panjang yang telah saya lakukan selama masa PembaTIK level 1 hingga level 4 dan berujung pada seleksi DRB ini kan?
Sebelum saya menjawab pertanyaan tersebut, saya ingin mengajak para sahabat untuk bermuhasabah bahwasanya Tuhan selalu menjawab setiap doa yang kita panjatkan kepada-Nya, hanya saja jawaban dari-Nya tidak selalu "YA". Terkadang Tuhan menjawab "TUNGGU" yang berarti bahwa saat ini bukan-lah waktu yang tepat untuk kita berada pada posisi yang kita inginkan atau mendapat suatu hal yang kita harapkan. Kecewa itu manusiawi, justru dari hal tersebut kita hendaknya menjadi lebih bijak dan bersemangat dalam menempa diri menjadi lebih tangguh dan bermanfaat. Nah, dari kalimat tersebut pasti sahabat sudah dapat menebak jawabannya kan? Ya, saya belum beruntung dan belum pantas menjadi DRB Jawa Timur tahun 2021. Siapa dong yang terpilih? Rekan hebat saya yang merupakan seorang guru seni budaya di salah satu SMP negeri kabupaten Bangkalan Madura lah yang menjadi DRB. Saya akui bahwa beliau pantas mendapatkannya, sebab semua orang tau betapa maksimal perjuangannya mensosialisasikan portal Rumah Belajar baik secara luring ataupun daring. Betapa konsistennya beliau mengunggah aksi-aksinya ke media sosialnya tiap hari. Hal itu belum mampu saya lakukan. So, hat off and big applause for him. 👏👍😁 Congrats ya, Bang Ilham 👍💪
Begitu banyak nilai dan pengalaman yang saya peroleh dari bimtek PembaTIK dan seleksi DRB tahun 2021 ini, maka dari itu saya memandang kejadian ini bukan sebagai sebuah kegagal, namun justru sebagai titik balik terhadap kejutan-kejutan luar biasa lain dari Sang Pengasih di masa-masa yang akan datang. Saya juga semakin menyadari bahwa gelas yang saya miliki masih harus diisi dengan lebih banyak ilmu. Kerendahan hati dan toleransi pun semakin tertempa hingga menjadi dasar dari semangat berbagi dan berkolaborasi untuk sang pertiwi haruslah tetap membara di dalam hati. Sebagai penutup cerita hari ini, saya memiliki sebuah kalimat penyemangat diri.
Every person has their own time to shine just like sun and moon, they shine when it's their time. So please stop comparing your life with others!! You just need to keep grinding and be patient, yet prayerfully smart. Happy Fri-yay everyone 😁✊🏻
.png)

.png)
.png)

Comments
Post a Comment